Minggu, 08 Mei 2022

BERBAGI ARTIKEL


Menjadi pemimpin yang bijak memang tidak mudah, tetapi keinginan untuk berubah bukan hal yang susah. Semoga kami selalu diberikan kemudahan untuk memberikan yang terbaik bagi para murid kami.

-----
  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pandangan filosofi Pratap Triloka menurut Ki Hajar Dewantara memuat tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madta mangun karsa, dan Tut wuri handayani, dimana apabila diterjemahkan pada Bahasa Indonesia adalah di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi, kemudian di belakang memberikan dukungan. Dengan begitu Pratap triloka menjadi acuan para guru untuk mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Keputusan terhadap suatu permasalahan tentu harus dianalisis apakah akan berdampak baik untuk diri sendiri, lingkungan, terutama para murid ataukah menimbulkan permasalahan baru. Posisi guru sebagai sosok yang memberi keteladanan, memotivasi, dan memberi dukungan tentu akan berpengaruh pada keputusan yang guru ambil.

Berkenaan dengan permasalahan atau sebut saja kasus, sebetulnya secara disadari atau tidak seorang guru tentu dihadapkan dengan permasalahan di lingkungan kelas atau sekolah setiap harinya, baik permasalahan berupa dilemma etika atau pun bujukan moral. Permasalahan tersebut mengwajibkan guru menemukan solusi dengan mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan yang terbaik ini tentu tidak datang begitu saja tanpa dianalisis baik burunya. Proses menganalisis ini tentu berlandaskan filosofi Pratap triloka sehingga apapun keputusan yang diambil tentu akan berpihak pada murid.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai dalam diri guru tentu akan berpengaruh besar terhadap prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai dalam diri guru penggerak sendiri terdiri dari lima nilai, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.

Secara mandiri guru mampu menemu kenali masalah yang muncul yang harus ditemukan solusinya, pun dengan mandiri guru mampu mengaupgrade diri bagaimana mengambil keputusan dengan bijak dan bertanggungjawab.

Nilai reflektif, dimana guru mampu merefleksikan keputusan yang sudah diambil sesuai dengan langkah analisisnya, sehingga guru mampu menyimpulkan apakah keputusan yang diambil sebelumnya mampu mengatasi masalah dengan efektif atau berpotensi untuk menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari. Nilai kolaboratif, dimana guru mampu bekerja sama dengan pihak lain baik itu atasan langsung, rekan sejawat, orangtua, murid atau pihak lainnya untuk mengambil keputusan terbaik dari suatu masalah. Nilai inovatif, dimana guru mampu mengambil keputusan dengan cekatan, menganalisi kasus secara bijak sehingga setiap keputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan dan kebutuhan murid-muridnya. Nilai berpihak pada murid, sebagai pemimpin pembelajaran tentunya dalam pengambilan keputusan harus berdampak positif terhadap peningkatan pembelajaran para murid.

Adapun hubungan antara nilai diri, dalam hal ini nilai guru penggerak dengan prinsip pengambilan keputusan tentu saling berkaitan satu dengan lainnya. Kita ketahui bersama untuk pengambilan keputusan terdapat tiga prinsip, meliputi berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking).

Berdasarkan materi yang telah saya baca pada modul 3.1 ketiga prinsip berpikir ini memiliki keunggulan tersendiri, namun harus diingat bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berdasar pada kepedulian terhadap kepentingan dan kebutuhan murid namun tetap memperhatikan nilai tanggungjawab dari para murid itu sendiri, jangan karena segala keputusan untuk kebutuhan murid, tetapi murid tidak diajarkan untuk bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Kegiatan terbimbing yang telah dilaksanakan pada materi pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching yang telah diberikan oleh pengajar praktik dan fasilitator sangat bermanfaat dalam memantaskan diri sebagai pemimpin pembelajaran yang handal mengambil keputusan dari pemasalahan baik berupa dilema etika maupun bujukan moral. Sebagai manusia biasa, sering diri kita merasa ragu apakah segala Langkah yang diambil sudah tepat atau belum, begitu pun saat mengambil keputusan.

Ketika saya merasa ragu dengan keputusan yang diambil, kegiatan coaching yang dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator sangat    besar pada diri saya, karena melalui coaching tersebut saya mampu menemukenali kesulitan yang saya hadapi dengan mengoptimalkan kelebihan yang saya miliki, tanpa merasa dipaksa ataupun digurui oleh pengajar praktik maupun fasilitator.

Mengapa coaching ini mampu mengatasi keraguan saya ketika harus menjadi pemimpin pembelajaran yang handal? Jawabannya karena pada teknik coaching yang melalui model TIRTA (Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi, dan tanggungjawab) saya mampu memetakan apa kesulitan saya, apa yang sudah saya lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut, bagaimana rencana yang saya lakukan, dan siapa yang dapat membantu saya untuk tetap konsisten semua saya dapatkan pada sesi coaching bersama dengan pengajar praktik dan fasilitator.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Guru yang senantiasa dirindukan para murid, seyogyanya memiliki empat kompetensi, meliputi kompetensi pedagogic, professional, sosial, dan kepribadian. Merujuk pada istilahnya, kompetensi sosial dan kepribadian ini tidak lain adalah kompetensi sosial dan emosional. Sosial berkenaan dengan bagaimana dirinya ketika berada dalam lingkungan, dan emosional berkenaan dengan bagaimana guru dapat mengelola emosi dirinya.

Seperti yang sudah kita pelajari bersama, KSE memiliki 4 kompetensi yaitu memberi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk mengelola emosi (self awereness), menetapkan dan mencapai tujuan positif (self management), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (social awareness), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (relationship), dan membuat keputusan yang bertanggungjawab (responsible).

Dari kelima keterampilan sosial emosional tersebut dapat kita temukan benang merahnya dimana keterampilan sosial dan emosional sangat berpengaruh besar terhadap keputusan yang diambil oleh guru. Ketika guru memiliki pengelolaan emosi yang baik, adanya dilema etika atau bujukan moral tidak serta merta guru menyalahkan keadaan, bertindak gegabah tanpa berpikir panjang dan tanpa ada analisis yang jelas terhadap permasalahan yang dihadapi. Dengan memiliki pengelolaan diri yang baik guru mampu mengetahui ujung dari pengambilan keputusan yang ambil haruslah dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah yang lebih besar, ini berkaitan juga dengan kemampuan guru untuk menentukan goal dari pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan itu sendiri. Apa bila guru sudah mampu berempati terhadap pihak diluar dirinya tentu cara berpikir untuk mengambil keputusannya sudah pada tahap prinsip berpikir kepedulian (care-based thinking) yang nantikan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan belajar murid. Kemudian, apabila guru sudah memiliki kemampuan untuk berelasi tentu guru akan bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengambil keputusan yang terbaik. Dan terakhir apabila guru sudah mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab tentu keputusan dari pemasalahan yang dihadapi akan berporos pada kebutuhan dan peningkatan belajar murid.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Menurut saya, seorang pendidik selalu dihadapkan pada dilemma etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah yang mau tidak mau harus diihadapi dan diselesaikan atau diambil keputusan yang terbaik. Untuk mengambil keputusan yang bijak, tentu pendidik harus mengembalikan segala pertimbangan pada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Nilai-nilai yang dianut tersebut yaitu nilai reflektif, kolaboratif, inovatif, dan yang tidak kalah penting adalah nilai keberpihakan pada murid.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam berkehidupan tentunya setiap manusia akan dihadapkan dengan permasalahan, baik itu masalah dilemma etika ataupun bujukan moral, permasalahan harus dihadapi bukan dihindari, Adapun cara menghadapi persamasalahan tersebut harus berdasar pada peningkatan belajar murid, agar tercipa lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan dalam implementasi pengambilan keputusan yang bijak terhadap permasalahan yang dihadapi terletak pada keinginan untuk melaksanakan perubahan. Dimana perubahan tidak dapat dibangun dalam waktu yang singkat, perlu proses yang bertahap. Sosialisasi dan komunikasi secara konsisten perlu dilakukan, hal ini dilakukan agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki paradigma baru.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid    kita?

Pengambilan keputusan yang diambil dalam pengajaran yang memerdekakan murid sangat berkaitan erat dan berpengaruh besar. Guru memiliki peran penting, yaitu sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran yang bijak tentu dalam melakukan pengambilan keputusan mampu memfasilitasi dan memerdekakan murid dalam proses pembelajaran di kelas maupun di sekolah.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh pempimpin pembelajaran dalam hal ini ada guru tentu akan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid, baik masa depan jangka pendek maupun jangka Panjang. Untuk itu, analisis permasalahan yang muncul kemudian dipertimbangkan dengan prinsip, paradigma, dan Langkah pengambilan keputusan sangatlah penting, supaya tidak terjadi keputusan yang dapat berakibat buruk untuk masa depan murid. Dimana keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran harus berpegang teguh pada kebutuhan murid.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya pahami dari pembelajaran modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya yaitu, guru adalah sosok penting dalam kemajuan pendidikan, guru memiliki andil besar sebagai pemimpin pembelajaran yang bertugas untuk mempersiapkan murid sebagai generasi penerus memiliki karakter unggul dan berdaya saing global. Karakter unggul ini dapat diwujudkan dengan adanya pelayanan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan murid sehingga murid dapat tumbuh dengan optimal sesuai potensinya. Dalam memberikan pelayanan pembelajaran tentu guru harus mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis pada keterampilan sosial emosional sehingga akan melahirkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Guru dalam perannya menjadi orang yang ditiru tentu sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang terduga baik di kelas bersama murid, maupun di sekolah bersama rekan sejawat dan atau kepala sekolah, permasalahan tentunya harus ditemukan solusi, guru harus mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab, dimana keputusan yang diambil harus dianalisis terlebih dahulu melalui 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga apapun permasalahan yang dihadapi, keputusan yang diambil tetap bijak, bertanggungjawab, dan berpihak pada murid.

 


Rabu, 09 Februari 2022

BERBAGI ARTIKEL

 AKSI NYATA BUDAYA POSITIF
SDN 240 CIJERAH INDAH KOTA BANDUNG

Oleh
Adinda Khoerunnisa, S.Pd.
CGP Kota Bandung


Perkenalkan saya Adinda Khoerunnisa, seorang guru di SDN 240 Cijerah Indah, yang pada saat ini sedang menempuh pendidikan program calon guru penggerak angkatan 5 kota Bandung. Akhir tahun 2021 lalu adalah momen kami para CGP mempelajari modul 1.4 Budaya Positif. Banyak hal luar biasa yang saya pelajari dari modul tersebut. Suatu materi akan lebih terlihat bermakna apabila tidak hanya dimiliki oleh kami para CGP, melainkan harus ditularkan pada para rekan sejawat di sekolah guna mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran yang memerdekakan murid.

Mengapa Budaya Positif harus diimplementasikan di sekolah?

Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggungjawab, kritis, dan penuh hormat. Pada intinya Ki Hajar Dewantara menekankan guru sebagai penuntun murid untuk mengarah pada kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman. Budaya positif menuntun murid untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.

Budaya positif memiliki tujuan untuk :
  1. Mewujudkan porses belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan
  2. Membangun hubungan yang positif dan lebih dekat antara guru dan murid.
  3. Membiasakan murid untuk menerapkan karakter positif yang akan tumbuh menjadi budaya positif.
Budaya positif dapat diukur ketercapaiannya dengan berkembangnya disiplin positif, terwujudnya budaya positif, dan terwujudnya murid yang berkarakter profil pelajar Pancasila.

Bagaimana cara mengimplementasikan budaya positif di sekolah?

Hal yang saya lakukan adalah dengan menyusun lini masa tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Dimana tindakan yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan refleksi.

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang saya laksanakan, yaitu: 
  1. Merancang kegiatan aksi nyata yang akan dilakukan.
  2. Menyampaikan hasil rancangan aksi nyata kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan pesetujuan, saran, dan masukan.
  3. Melaksanakan sosialisasi kepada rekan sejawat terkait aksi nyata yang akan dilaksanakan di SDN 240 Cijerah Indah, dan materi berkenaan dengan budaya positif.
Tahap Pelaksanaan, pada tahapan ini ada beberapa hal yang saya laksanakan, yaitu : 
  1. Membuat keyakinan kelas untuk mewujudkan kelas impian
  2. Mendesain keyakinan atau kesepakatan kelas
  3. Penilaiaan membiasakan perilaku baik yang spontan.
Refleksi, hal yang saya laksanakan adalah dengan Wawancara kesan selama menerapkan budaya positif pada rekan sejawat.

Bagaimana proses sosialisasi program dan pengimbasan budaya positif kepada rekan sejawat?

Saya melakukan sosialisasi program dan pengimbasan dengan dukungan penuh dari Ibu Kepala Sekolah, Ibu Dra. Weni Mulyati M.M. Adapun materi yang saya berikan saat pengimbahan dapat dilihat melalui link berikut : 


Berikut adalah dokumentasi pelaksanaan sosialisasi dan pengimbasan yang saya laksanakan.








Berikut adalah dokumentasi pembuatan kesepakatan kelas :








Kesepakatan kelas yang dilaksanakan adalah dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :


Dengan membuat keyakinan atau kesepakatan kelas, para murid memiliki sikap disiplin dengan motivasi intrinsik bukan karena paksaan atau bujukan dari pihak luar. Namun apablla murid ternyata dalam suatu kesempatan tidak mengindahkan keyakinan kelas, maka yang bisa dilakukan guru adalah dengan menerapkan prosedur segitiga restitusi. Murid tidak hanya diingatkan untuk terus disiplin tetapi juga karakternya diperkuat setelah melakukan suatu kesalahan.

Semoga penerapan budaya positif ini dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan demi terwujudnya kemerdekaan belajar para murid, dimana murid belajar dengan selamat dan bahagia dan profil pelajar Pancasila pun akan terealisasi. Aamiin.

Salam Guru Penggerak,
Salam Merdeka Belajar.



Minggu, 16 Januari 2022

Rasa jadi CGP, rasa yang tidak biasa!


Sudahkah membaca salinan PERMEN DIKBUD Nomor 40 Tahun 2021 ?
Jika belum, Permen tersebut intinya adalah tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi guru untuk dapat ditugaskan menjadi Kepala Sekolah. Dimana diantara syaratnya tersebut seorang guru harus memiliki sertifikat guru penggerak. WOW! Sebagai guru yang sedang mengikuti program calon guru penggerak ini rasanya luar biasa lho, tidak menyangka rewardnya menakjubkan. Menanggapi hal ini, boleh sedikit cerita ya :) 
Jujur saat pertama kali saya mendaftar calon guru penggerak tidak ada niat sedikit pun untuk memiliki jabatan sebagai kepala sekolah. Niat awal saya ingin konsisten belajar bagaimana cara mengajar untuk pada peserta didik di kelas. Memiliki kesempatan untuk belajar dalam program pelatihan terkadang sulit terpanggil. Misalnya bimtek atau diklat yang diadakan PPPPTK ada yang harus berulang kali daftar baru terpanggil ada yang baru pertama daftar sudah mendapat kesempatan emas belajar, how lucky he is. Karena sulit itu saya mencoba mencari celah mengikuti segala program yang diberikan oleh pemerintah, salah satunya adalah program guru penggerak.
Namun, berjalan 3 bulan saya menjalani program, peraturan tersebut terbit. Sempat kaget juga karena ternyata desas desus yang beredar itu benar akan terealisasi, sempat tidak percaya masa iya untuk dapat menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru penggerak terlebih dahulu. Tapi begitulah keadaannya, dan hal tersebut tentu patut disyukuri dengan cara mengikuti program dengan serius dan tuntas.
Mengetahui peraturan tersebut banyak yang mendoakan saya dan suami untuk dapat segera menjadi kepala sekolah, whaaatt semuda ini? Wkwkwk tidak terbayang sama sekali, namun patut diaminkan.
 



Sabtu, 03 Juli 2021

Puisi: Aa

A, kau tahu hal tersedih jika mengingatmu?

Ketika tidak bisa kembalinya kita ke masa kecil dulu

Aa, yang selalu menyayangiku, adikmu dengan sungguh penuh

Selalu membelikan cokelat kesukaanku jika kau hendak pulang ke rumah

Tak peduli berapa sisa uang jajanmu

Yang kau tau

aku, adikmu tersenyum mendapatkan oleh-oleh darimu

 

A, ada fase dimana aku sangat membencimu

Dimana aku merasa mamah bapak hanya memenuhi keinginanmu

Tanpa mempertimbangkan apa mauku

Tanpa ku tahu begitu berat jika aku menjadi dirimu

Aku katakan  aku tak akan sanggup jadi dirimu

 

A, kita ada di kota yang sama

Tapi jarang sekali bersua

Aku datang jika ada perlu saja

Aku ada jika ada butuh saja

 

A, meski jalan yang kita tempuh untuk bahagia berbeda

Apapun itu jalanmu, semoga engkau sukses

Doaku menyertaimu.


Bandung, 2019 

Puisi: Bapak

Pak, aku masih ingat betapa besar perjuanganmu

Untukku dan masa depanku

Betapa kau mendidik gadis kecilmu yang mempunyai emosi tak menentu dengan begitu sabarnya


Bapak, sering aku menantangmu dalam setiap argumentasimu

Sering pula diskusi berakhir dengan luapan emosiku

Tapi engkau terlalu paham karakterku

Ku seolah telah terbiasa menghadapi congkaknya tingkahku

Kau tetap sabar


Bapak, kau mendidikku menjadi gadis yang tak melampaui batas

Dan terlihat engkau begitu lega ketika seorang pria mengucap ijab Kabul untukku

Sebagai tanpa bertepinya tanggungjawabmu terhadapku

Betapa telah berakhir namun ini bukan akhir

Aku masih sangat membutuhkanmu


Segala arahanmu

Nasihatmu

Sudut pandangmu

Bapak...

Bapak adalah inspirasiku.


Bandung, 2019

Puisi: Mamah

Mah, pelukanmu adalah pelukan terhangat

Doamu menjadi bekalku melangkah kearah yang kau restui

Tangismu adalah deritaku

Bahagiamu adalah motivasi terbesarku


Wajah anggunmu, menjadi tempat mengaduku

Tanganmu menjadi tempat yang selalu ingin ku pegang erat

Mah, aku tahu seharusnya aku selalu ada untukmu

Dalam sukamu, dalam dukamu

Sepatutnya aku untukmu


Kerutan di wajahmu menyadarkanku

Bahwa aku semakin dewasa

Dan engkau semakin menua


Mah, bersabarlah

Aku akan ada untukmu sebentar lagi

Jaga kesehatanmu

Meski aku tak disampingmu


Bandung, 2019

Selasa, 07 April 2020

Cerpen "Aku Mencintai Selamanya"


Ibu, Bapak terima kasih atas segala pengorbananmu hingga aku sebesar ini, terima kasih telah mendukung segala harapanku.
aku mencintaimu Ibu, Bapak.
Ku akhiri tulisan curahan hati di buku harianku malam ini dengan senyuman sekaligus rasa hangat menahan rindu, pada mereka, ibu dan bapakku.

Aku Diana, gadis desa yang terpaksa harus berpamitan pada ibu dan bapak untuk pergi merantau melanjutkan pendidikan SMA di kota. Tahun ini merupakan tahun pertamaku, awalnya aku ragu, apakah aku bisa bertahan jauh dari orang tua. Namun keraguan ini berhasil membuatku memiliki motivasi untuk berprestasi. Karena bagiku membahagiakan orangtua adalah memiliki prestasi di sekolah.

Selama tiga bulan ini, teman sekelas menjulukiku si kutu buku, selain karena aku rajin belajar aku pun memiliki segudang aktivitas, sehingga mereka segan untuk mengajak main. Seorang kutu buku sepertiku tentu saja memiliki kehidupan sosial yang tidak terlalu bagus, jangankan masalah cinta, berteman dekat pun hanya bisa dengan satu dua orang saja.

Sampai pada suatu ketika, aku mengagumi seseorang yang tak ku kenal sebelumnya. Aku mengamatinya setiap saat. Segala informasi tentangnya ku cari diam-diam. Seperti pagi ini di Lorong depan kelasku,
"Ayu, kamu tahu siapa namanya?” Tunjukku pada salah satu kakak kelas yang sedang membaca buku.
“Dia Kak Andri. Siswa kelas XIA. Kenapa? Apa kamu punya masalah dengannya?”
“Ah tidak, aku bahkan baru tahu namanya darimu.”
“Ingat An, jangan pernah punya masalah dengan dia, banyak siswi yang menyukai dia, tapi dia itu cuek sekali pada perempuan. Sekali kamu berurusan dengan dia, sepertinya kamu nanti tidak akan punya banyak teman.”
“Tenang saja Ay, kamu tahu Aku kan?”
“Tentu saja Diana si kutu buku bukan?” kami tertawa Bersama.

Aku dan Ayu berteman akrab ketika dia meminta tolong dibuatkan tugas seni rupa olehku, dia memang pintar dalam segala hal kecuali menggambar. Sejak itu Ayu tak segan untuk bercerita banyak hal, termasuk tentang cinta pertamanya.

Hari selasa, pelajaran Bahasa Indonesia dimulai, materi pelajaran mengharuskan siswa berkunjung ke perpustakaan. Semua siswa fokus mencari buku sumber sesuai topik yang diberikan. Tidak sengaja aku berdiri dilorong buku kategori “buku sumbangan”, aku mengambil satu judul yang menarik perhatian Bunuh Diri Masal. “Buku ini sangat unik, orang yang menyukai buku ini pasti memiliki pemikiran yang tak kalah uniknya” pikirku. Penasaran siapa pemilik buku ini sebelumnya, aku buka halaman belakang dan tertulis “Andri Wijaya Sugiarto” jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
“Ayuuuuu “ Ayu memanggil ayu.
“Syuuuuuuut, Jangan berisik.” Hardik semua orang yang ada di perpustakaan. Aku terseyum malu, dan berlari mendekati Ayu.
“Ayu, coba lihat buku ini?”
“Bunuh diri masal, ih aneh sekali An.”
“Justru itu, siapapun akan berpikiran seperti itu. Tapi tidak bagiku.”
“Maksudnya? An, sungguh aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu.”

Selesai kelas Bahasa Indonesia Aku bertekad menemui Ayu untuk menceritakan apa yang ku rasakan selama ini pada Andri.
“Jadi, kesimpulannya. Diana si kutu buku hampir gila oleh Kak Andri?” Tanya Ayu.
Aku menjawab dengan anggukan.
“Oh My God An, kamu menggilai orang yang salah.”
“Aku tidak akan menyerah.”
“An….”
“Dengar Ay, aku percaya tidak aka nada yang sia-sia, dengan menyukainya dalam diam pun tak akan sia-sia.”
Kami terdiam.

“An, ini formulir pendaftaran untuk masuk anggota Paskibra.” Tiba-tiba ada Kakak kelas yang berparas sangat cantik menghampiriku.
“Baik Kak.” Jawabku cepat.
“Kamu ikut paskibra?” Tanya Ayu.
“Iya.”
“Berapa organisasi yang kamu ikuti, bukankan kita hanya diberi kesempatan hanya mengikuti tiga organisasi saja?”
“Tiga.”
“Dan salah satunya pencinta lingkungan.” Ayu mengerling.

Ayu akhirnya tahu alasan aku ikut organisasi pencinta lingkungan, karena ada Kak Andri disana. Dialah penggagas organisasi itu. Dia pemilik program penghijauan di lingkungan sekolah, dia pula yang bersemangat mengajukan program tanaman gantung dengan memanfaatkan botol bekas pada sekolah, berkat peran dia pula sekolah mendapat kesempatan mengikuti seleksi penghargaan Adiwiyata.

Selama ini aku sudah merasa cukup dengan hanya memperhatikannya dari jauh, mengaguminya dalam kesunyian. Namun sahabatku Ayu memiliki anggapan yang berbeda, dia terlalu jenuh mendengar curahan hatiku yang begitu-begitu saja. Hingga tanpa sepengetahuanku Ayu menceritakan semua isi hatiku pada Dika, teman sekelas Andri.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Aku langsung menuju kos, ditengah perjalanan
“Dek, tunggu!” Aku kenal betul suara ini. Suara yang selalu sayup aku perhatikan dalam kejauhan. Aku berbalik dan menyapa sebisanya, badanku bergetar.
“Eh, Kak Andri,”
“Diana? Itu namamu?” Tanyanya menyelidik.
“Iya Kak, Aku Diana.”
“Oke, aku panggil kamu Anna. Mulai hari ini kamu pacarku.” Aku termenung
“Anna, hey, kau dengar?”
“Kakak tidak salah bicara? kenapa tiba-tiba”
“Kau tak perlu tahu, aku juga menyukaimu. Tulis nomormu di Hpku.” Aku pun mengetik satu demi satu angka nomor Hpku. Namun setelah aku berikan Hpnya dia berlalu begitu saja.

Setelah kejadian itu aku menjadi lebih semangat berangkat sekolah. Berbeda denganku, kejadian itu seolah tak berarti apa-apa untuknya, sikapnya biasa saja, bahkan terasa percuma menyimpan nomorku di Hpnya, karena jarang sekali dia mengabariku. Tapi aku tak peduli, yang penting orang yang aku sukai selama ini ternyata menyukaiku dan sekarang dia pacarku.

Seminggu sudah aku berharap akan mendapatkan kabar darinya meski hanya sapaan singkat lewat pesan. Resah dan takut mengampiriku. Resah, apakah dengan bersikap seperti itu berarti dia mempermainkanku. Takut, sekiranya aku terlalu berharap banyak dengan apa yang dia katanya waktu itu.

Hari ini adalah hari pelantikan anggota paskibra sekolah,
Dreeet… Hpku bergetar. Aku yakin itu pesan dari Andri.
“Siapa yang membawa hp?” Pipi merahku berubah menjadi pucat pasi.
“Jawab, siapa yang membawa hp?”
“Sudah kami bilang, selama pelantikan tidak ada yang berkomunikasi dengan orang luar.”
“Kenapa semua diam, kalau dalam hitungan 3 tidak ada yang mengaku, kalian semua kena hukuman! Satu…Dua…Ti…” Mereka sahut menyahut memperingatkan aturan.
“Kak, itu saya” kataku sambil mengangkat tangan kanan dan tentu saja menunduk.
“Ohhh lihat itu, ada yang mengaku.”
“Keluarkan hpmu, dan siap-siap kamu akan mendapat hukuman atas pelanggaranmu.”
“Siap, laksanakan.” Jawabku dengan yakin.
Aku menuruti perintah senior, aku mendapat hukuman push up 100x dan membantu menyediakan makanan untuk seluruh anggota paskibra. Memang lelah tapi mau bagaimana lagi, pihak yang bersalah harus menerima hukuman sesuai dengan perintah, begitulah adab di oraganisasi ini.

Pukul 09.00 malam acara pelantikan diakhiri dengan apel malam.
“Huhh selesai juga, aku harus cepat-cepat buka pesan itu,” masih saja aku ingat pesan masuk tadi.
Anna, aku tunggu kau di lapangan bola pinggir sekolah jam 8 malam ini.
Deg, kaget tapi senang membaca pesan yang dia kirimkan padaku.
Aku melirik jam digital di Hpku “sudah jam 09.15, apakah dia masih menungguku.” Raguku.
Tak berpikir terlalu lama aku berlari menuju tempat yang dia maksudkan. Hanya lima menit aku berhasil sampai di lapangan tersebut. Dalam nafas terengah aku melihat sekeliling, tak ada orang disini.10 menit aku berdiam diri, antara menyesal dan bingung harus berbuat apa.

Aku pun berniat pulang, namun tiba-tiba ada cahaya lilin di tengah lapangan. Aku mendekati cahaya itu, dan aku terharu, dia masih ada, menungguku.
“Anna, kamu telat.” Sapanya sambil menatapku penuh perhatian.
“Maaf….” Aku terisak. Aku pun tidak mengerti mengapa aku harus menangis.
“Hei, tidak perlu menangis.”
“Kak, maaf aku terlambat.” Gumamku masih dalam tangisan.
“Sudahlah”
“Kak, kamu kemana saja? Kenapa baru mengabariku malam ini, aku kira….”
“Syuut jangan berpikiran negatif, aku ada buat kamu, aku sayang kamu bukan berarti setiap menit mengabarimu bukan?”
Aku terdiam
“Ikut aku.” Perintahnya.
Tepat di tengah lapangan, ada alas berukuran sederhana, keningku berkerut menerka-nerka apa yang akan dia tunjukkan padaku.
“Ayo sini,” kamu berbaring bersisian.
“Aku tau An, kamu pasti menyangka aku akan memberi kejutan manis, memberimu hadiah bunga atau cokelat seperti kebanyakan laki-laki berikan pada kekasihnya. Kau tau An, bagiku itu hal terlalu umum, kamu terlalu spesial.”
Aku tersipu.
“An, lihat bintang-bintang diatas sana, cahayanya tampak kecil namun indah bukan?”
“Iya kak, indah sekali.”
Lama kami terdiam menikmati pemandangan bintang diatas sana dengan beribu pertanyaan  dalam hati yang lagi-lagi tak terucapkan baik dariku atau pun dia. Hingga percakapan kami dimulai lagi dengan hal ringan,
“An, apa lagu kesukaanmu?”
“Aku sangat menggilai semua lagu Bondan Prakoso.”
“Benarkah? Apa aku tidak salah dengar? Umumnya mereka disukai laki-laki.”
“Tak ada larangan untuk itu kak” senyumku.
“Baiklah kalau begitu mulai besok aku akan mencoba menyukai lagunya, sama sepertimu.” Gumamnya sangat yakin.
“Hah? Tidak perlu seperti itu juga kak.”
“An, sudah jam berapa ini, kamu harus pulang, nanti ibu kost mu tidak mau membukakan kunci gerbang untukmu.” Malam itu, kami akhiri pertemuan singkat namun memiliki kesan mendalam untukku, karena banyak pertanyaan yang belum aku ungkapkan padanya. Dia mengantarku sampai gerbang kos dan menunggu sampai aku masuk dengan selamat.
Hari yang indah.

Menjelang tidur pandanganku lurus keatas langit-langit kamar kos ku yang berada di pojokan.
Dreetttt… cepat-cepat aku mengambil Hp yang masih tersimpan diranselku. Tanganku bergetar, dan mataku berkaca ketika ku baca.

Selamat tidur An,
aku sayang kamu selamanya.

Hanya dua kalimat, tidak lebih. Namun ini dapat menjungkir balikkan hatiku, sehingga aku lompat-lompat tidak terarah. Ifa, teman sekosku yang sedari tadi sibuk membaca novel mengerling dan tanpa permisi merebut Hpku, “oh my God, kakak kelas super cuek bisa kirim pesan seperti ini. Aku tidak percaya ini. Ini betul nomor dia?”
“ifaaa…. Masa nomor tukang nasi goreng.” Aku bertolak pinggang dan melempar bantal ke wajahnya. Kami pun tertawa bersama. Cepat-cepat aku balas pesannya, tentu saja lebih dari dua kalimat.

Selamat malam juga Kak, makasih ya kak udah mau nunggu aku, maafin aku udah tekat banget datang di lapangan, makasih kakak mau lama-lama sama aku. Liat bintang bareng kakak hal terromantis yang pernah aku rasain selama hidup aku ka. Aku juga mencintai kakak selamanya.

Ku tekan icon kirim di hpku. 5 menit berlalu tak ada balasan, 10 menit, 30 menit, 1 jam, 1 jam setengah masih tak ada balasan. Akhirnya aku tertidur dengan perasaan penuh harap.  

Pagi yang indah, aku bergegas ke kelas, namun sebelum memasuki kelas aku melihat Andri berada di depan kelasnya, menyiram tanaman kelas. Betapa sempurnanya pagi ini. Aku dengan percaya diri mendekatinya, sejak pertemuan dan sms tadi malam aku merasa lebih dekat dengannya.
“Pagi Kak Andri yang super rajin” sapaku dengan penuh percaya diri.
“Pagi.” Jawabnya singkat.
“Aduh, singkat sekali jawabnya, belum sarapan ya?” Tanyaku kembali sedikit bercanda, tak ada tanggapan lagi, dia hanya tersenyum dan beranjak pergi ke dalam kelas. Tentu saja aku sungkan mengejarnya. Sambil menahan rasa malu, aku balik kanan dan sedikit berlari menuju kelas.

Kak Andri kakak kelas yang cuek adalah cinta pertamaku, kami memiliki status berpacaran tapi seolah tidak berpacaran. Kami jarang berkomunikasi, tapi aku tidak mengerti mengapa kami tetap bertahan. Aku penasaran dengannya antara tulus atau mempermainkan.

Sampai akhirnya kami harus berpisah, dia lulus SMA dan akan langsung bekerja di luar kota. Aku yakin aku akan baik-baik saja. Karena aku sudah terbiasa dengan tingkahnya yang masa bodoh terhadapku.
 “Kamu tidak takut pacaran jarak jauh?” tanya Ayu.
“Takut apa ay? Aku sudah yakin pada kak Andri, aku percaya sama dia.” Jelasku.
“Yakin? Memangnya dia mengucapkan janji apa padamu?”
Aku terdiam, memang selama ini dia tidak pernah berjanji apa-apa, sampai hari perpisahan pun dia masih sama. Dia hanya menyampaikan bahwa dia menyayangiku selamanya.
Dan itulah yang aku pegang, aku percaya itu dan akan aku jaga selamanya.

Setahun sudah aku berpisah jarak dengan Kak Andri, diawal-awal dia masih rutin mengabariku, namun lama-lama akhirnya selama setahun dia benar-benar tidak menghubungiku lagi. Ini bukan berarti aku hanya menunggu, hanya dia yang sulit ku hubungi. Hingga ada saatnya aku menyerah, dan berhenti berharap.

Kini tiba masanya hari kelulusanku, tak ada ucapan selamat meski hanya lewat pesan. Aku semakin menderita karena terlalu mencintainya. Hari hari yang berat aku lalui tanpa kabar darinya, aku mulai putus asa. Namun lingkungan baru mengalihkan fokusku, aku masuk salah satu universitas impianku. Kehidupan baru dengan pindah kota pun membuatku semakin terbiasa sendiri, ada atau tidak ada dia aku harus tetap bahagia. Tekadku dalam hati.

Sampai pada suatu hari ada teman seangkatanku yang bernama Nehan mulai memberi perhatian lebih padaku. Aku yang selama ini haus perhatian seakan mendapat mata air ditengah kekeringan. Aku mulai dekat dengan Nehan. Sebulan kami dekat, Nehan menyatakan perasaan, dan aku menerimanya. Entahlah ini semacam penghianatan, namun sisi lainku mengatakan ini hal yang wajar mengingat aku yang telah dibuang tanpa kabar oleh Kak Andri.
Aku bercerita banyak pada Nehan tentang kisahku bersama Andri, dia pun menyayangkan itu, “Sudahlah An, kamu tutup rapat-rapat kisah SMA kamu, sekarang ada aku yang akan buat kamu selalu tersenyum.” Janjinya. Kehidupan kuliahku sangat mengasikkan, agenda padat, berbagai kegiatan, terlebih ada yang selalu memperhatikanku, aku benar-benar merasa hidup.

Tiba-tiba di suatu sore, seseorang mengetuk pintu kamar kosku.
“Siapa?” tanyaku dari dalam.
Beberapa saat tak ada jawaban aku pun merasa heran, Aku pun segera membuka pintu. Ada paket kiriman yang ditujukan padaku.
“Aku tidak pesan barang online, sebentar tapi ini tertulis teruntuk Diana Paramitha. Berarti paket ini untukku.” Gumamku.
Bergegas aku menutup kembali pintu dan membuka paket kiriman unkown itu. Sebuah kotak hadiah berisi sepertu berwarna pink muda yang sangat cantik, dibawahnya terdapat kertas bertulis, “aku mencintaimu selamanya” kata-kata itu semacam simple clue dari seseorang di masa laluku.
“tok…tok…tok.” Dengan sigap aku membuka pintu, “Kak Andri….” Namun ada seseorang lain dihadapanku, Nehan.
Hal ini tentu saja membuat amarah Nehan membuncah.
“Sudahlah Nehan, ini bukan hal penting untukku”
“Tapi ini penting bagiku An, dia seenak jidatnya mempermainkan perasaan kamu. Muncul dan tenggelam semau dia.”
“Nehan please, tidak perlu diperpanjang antara aku dan dia sudah selesai.”
“Selesai? Kamu sendiri yang bilang tak ada kesepakatan untuk selesai antara kamu dan dia. Terus dia mengirimi pesan dan barang ini maksudnya apa kalau bukan ingin kembali.”
“Nehan, sudah.”
“Mengapa kamu selalu membelanya, jangan-jangan selama ini kamu anggap aku sebagai pelampiasan kamu saja?”
“Cukup Nehan.”
“Baik, aku pergi.” Aku tahu Nehan sangat marah, dia pergi namun aku yakin dia tidak benar-benar pergi untuk meninggalkan aku.
Mataku sembab, hidungku merah, aku menangis, entah untuk kepergian Nehan, atau untuk kemunculan Andri.

Waktu berlalu begitu cepat aku bergelar sarjana, ada harapan lain yang ingin aku raih mengirimku ke ujung timur pulau Jawa, setidaknya aku berharap perasaanku pada Andri dan kisahku dengan Nehan tertinggal. Namun, Andri muncul memberi harapan kembali. Kami bertemu di taman kota,
“An, kamu masih sama.”
“Maksud Kaka?”
“Kamu masih memiliki sorot mata dan senyum yang sama seperti dulu.”
Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya. Dia tak tahu aku bukan Diana yang dulu, yang mudah meleleh mendengar kata-katanya. Seolah ada perisai dalam diri sehingga aku tak akan mudah terpengaruh dengan kata-katanya lagi.
“An, aku mencintaimu selamanya.” Dia mulai lagi.
“Selamanya? Kak bolehkah ku tahu apa maksud kalimat itu? Kau tak tahu kak?kalimat itu yang selalu meengikat hati aku, hingga nalarku selalu kalah olehnya. Mana buktinya kaka mencintaiku selamanya?”
“Bukti? Aku disini sekarang.”
“Begitu? Menurut kakak itu buktinya?”
“Ya.”
Sore itu pertemuan kami berakhir mengambang. Tak ada kata serius terucap, tak ada janji terikrar, hanya kata aku mencintaimu selamanya. Dia selalu penuh teka teki.

Aku percaya dan meyakini bahwa segala proses yang aku lakukan tidak akan pernah menghianati hasil, begitu pun dengan apa yang aku lakukan, selalu berpikir positif bahwa selama ini dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya, meski kenyataannya hanya Tuhan yang tahu dalamnya perasaan dia.

Akhirnya, betapapun manusia berusaha menjaga hati untuk orang paling dicintai dan berharap menjadi pasangan sejati, jika tidak ditakdirkan tetap tidak bisa bersama. Tujuh tahun yang lalu aku yakin dia takdirku, namun Tuhan berkehendak lain. Tahun ini aku akan menikah, bukan dengan Andri atau pun Nehan, tapi dengan seseorang yang lain. Dengan dia aku memulai babak baru. Atas nama Tuhan, aku mencintamu selamanya, suamiku.

BERBAGI ARTIKEL

Menjadi pemimpin yang bijak memang tidak mudah, tetapi keinginan untuk berubah bukan hal yang susah. Semoga kami selalu diberikan kemudahan ...