Minggu, 08 Mei 2022

BERBAGI ARTIKEL


Menjadi pemimpin yang bijak memang tidak mudah, tetapi keinginan untuk berubah bukan hal yang susah. Semoga kami selalu diberikan kemudahan untuk memberikan yang terbaik bagi para murid kami.

-----
  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pandangan filosofi Pratap Triloka menurut Ki Hajar Dewantara memuat tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, Ing madta mangun karsa, dan Tut wuri handayani, dimana apabila diterjemahkan pada Bahasa Indonesia adalah di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi, kemudian di belakang memberikan dukungan. Dengan begitu Pratap triloka menjadi acuan para guru untuk mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Keputusan terhadap suatu permasalahan tentu harus dianalisis apakah akan berdampak baik untuk diri sendiri, lingkungan, terutama para murid ataukah menimbulkan permasalahan baru. Posisi guru sebagai sosok yang memberi keteladanan, memotivasi, dan memberi dukungan tentu akan berpengaruh pada keputusan yang guru ambil.

Berkenaan dengan permasalahan atau sebut saja kasus, sebetulnya secara disadari atau tidak seorang guru tentu dihadapkan dengan permasalahan di lingkungan kelas atau sekolah setiap harinya, baik permasalahan berupa dilemma etika atau pun bujukan moral. Permasalahan tersebut mengwajibkan guru menemukan solusi dengan mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan yang terbaik ini tentu tidak datang begitu saja tanpa dianalisis baik burunya. Proses menganalisis ini tentu berlandaskan filosofi Pratap triloka sehingga apapun keputusan yang diambil tentu akan berpihak pada murid.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai dalam diri guru tentu akan berpengaruh besar terhadap prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai dalam diri guru penggerak sendiri terdiri dari lima nilai, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.

Secara mandiri guru mampu menemu kenali masalah yang muncul yang harus ditemukan solusinya, pun dengan mandiri guru mampu mengaupgrade diri bagaimana mengambil keputusan dengan bijak dan bertanggungjawab.

Nilai reflektif, dimana guru mampu merefleksikan keputusan yang sudah diambil sesuai dengan langkah analisisnya, sehingga guru mampu menyimpulkan apakah keputusan yang diambil sebelumnya mampu mengatasi masalah dengan efektif atau berpotensi untuk menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari. Nilai kolaboratif, dimana guru mampu bekerja sama dengan pihak lain baik itu atasan langsung, rekan sejawat, orangtua, murid atau pihak lainnya untuk mengambil keputusan terbaik dari suatu masalah. Nilai inovatif, dimana guru mampu mengambil keputusan dengan cekatan, menganalisi kasus secara bijak sehingga setiap keputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan dan kebutuhan murid-muridnya. Nilai berpihak pada murid, sebagai pemimpin pembelajaran tentunya dalam pengambilan keputusan harus berdampak positif terhadap peningkatan pembelajaran para murid.

Adapun hubungan antara nilai diri, dalam hal ini nilai guru penggerak dengan prinsip pengambilan keputusan tentu saling berkaitan satu dengan lainnya. Kita ketahui bersama untuk pengambilan keputusan terdapat tiga prinsip, meliputi berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking).

Berdasarkan materi yang telah saya baca pada modul 3.1 ketiga prinsip berpikir ini memiliki keunggulan tersendiri, namun harus diingat bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berdasar pada kepedulian terhadap kepentingan dan kebutuhan murid namun tetap memperhatikan nilai tanggungjawab dari para murid itu sendiri, jangan karena segala keputusan untuk kebutuhan murid, tetapi murid tidak diajarkan untuk bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Kegiatan terbimbing yang telah dilaksanakan pada materi pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching yang telah diberikan oleh pengajar praktik dan fasilitator sangat bermanfaat dalam memantaskan diri sebagai pemimpin pembelajaran yang handal mengambil keputusan dari pemasalahan baik berupa dilema etika maupun bujukan moral. Sebagai manusia biasa, sering diri kita merasa ragu apakah segala Langkah yang diambil sudah tepat atau belum, begitu pun saat mengambil keputusan.

Ketika saya merasa ragu dengan keputusan yang diambil, kegiatan coaching yang dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator sangat    besar pada diri saya, karena melalui coaching tersebut saya mampu menemukenali kesulitan yang saya hadapi dengan mengoptimalkan kelebihan yang saya miliki, tanpa merasa dipaksa ataupun digurui oleh pengajar praktik maupun fasilitator.

Mengapa coaching ini mampu mengatasi keraguan saya ketika harus menjadi pemimpin pembelajaran yang handal? Jawabannya karena pada teknik coaching yang melalui model TIRTA (Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi, dan tanggungjawab) saya mampu memetakan apa kesulitan saya, apa yang sudah saya lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut, bagaimana rencana yang saya lakukan, dan siapa yang dapat membantu saya untuk tetap konsisten semua saya dapatkan pada sesi coaching bersama dengan pengajar praktik dan fasilitator.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Guru yang senantiasa dirindukan para murid, seyogyanya memiliki empat kompetensi, meliputi kompetensi pedagogic, professional, sosial, dan kepribadian. Merujuk pada istilahnya, kompetensi sosial dan kepribadian ini tidak lain adalah kompetensi sosial dan emosional. Sosial berkenaan dengan bagaimana dirinya ketika berada dalam lingkungan, dan emosional berkenaan dengan bagaimana guru dapat mengelola emosi dirinya.

Seperti yang sudah kita pelajari bersama, KSE memiliki 4 kompetensi yaitu memberi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk mengelola emosi (self awereness), menetapkan dan mencapai tujuan positif (self management), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (social awareness), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (relationship), dan membuat keputusan yang bertanggungjawab (responsible).

Dari kelima keterampilan sosial emosional tersebut dapat kita temukan benang merahnya dimana keterampilan sosial dan emosional sangat berpengaruh besar terhadap keputusan yang diambil oleh guru. Ketika guru memiliki pengelolaan emosi yang baik, adanya dilema etika atau bujukan moral tidak serta merta guru menyalahkan keadaan, bertindak gegabah tanpa berpikir panjang dan tanpa ada analisis yang jelas terhadap permasalahan yang dihadapi. Dengan memiliki pengelolaan diri yang baik guru mampu mengetahui ujung dari pengambilan keputusan yang ambil haruslah dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah yang lebih besar, ini berkaitan juga dengan kemampuan guru untuk menentukan goal dari pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan itu sendiri. Apa bila guru sudah mampu berempati terhadap pihak diluar dirinya tentu cara berpikir untuk mengambil keputusannya sudah pada tahap prinsip berpikir kepedulian (care-based thinking) yang nantikan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan belajar murid. Kemudian, apabila guru sudah memiliki kemampuan untuk berelasi tentu guru akan bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengambil keputusan yang terbaik. Dan terakhir apabila guru sudah mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab tentu keputusan dari pemasalahan yang dihadapi akan berporos pada kebutuhan dan peningkatan belajar murid.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Menurut saya, seorang pendidik selalu dihadapkan pada dilemma etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah yang mau tidak mau harus diihadapi dan diselesaikan atau diambil keputusan yang terbaik. Untuk mengambil keputusan yang bijak, tentu pendidik harus mengembalikan segala pertimbangan pada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Nilai-nilai yang dianut tersebut yaitu nilai reflektif, kolaboratif, inovatif, dan yang tidak kalah penting adalah nilai keberpihakan pada murid.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam berkehidupan tentunya setiap manusia akan dihadapkan dengan permasalahan, baik itu masalah dilemma etika ataupun bujukan moral, permasalahan harus dihadapi bukan dihindari, Adapun cara menghadapi persamasalahan tersebut harus berdasar pada peningkatan belajar murid, agar tercipa lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan dalam implementasi pengambilan keputusan yang bijak terhadap permasalahan yang dihadapi terletak pada keinginan untuk melaksanakan perubahan. Dimana perubahan tidak dapat dibangun dalam waktu yang singkat, perlu proses yang bertahap. Sosialisasi dan komunikasi secara konsisten perlu dilakukan, hal ini dilakukan agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki paradigma baru.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid    kita?

Pengambilan keputusan yang diambil dalam pengajaran yang memerdekakan murid sangat berkaitan erat dan berpengaruh besar. Guru memiliki peran penting, yaitu sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran yang bijak tentu dalam melakukan pengambilan keputusan mampu memfasilitasi dan memerdekakan murid dalam proses pembelajaran di kelas maupun di sekolah.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh pempimpin pembelajaran dalam hal ini ada guru tentu akan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid, baik masa depan jangka pendek maupun jangka Panjang. Untuk itu, analisis permasalahan yang muncul kemudian dipertimbangkan dengan prinsip, paradigma, dan Langkah pengambilan keputusan sangatlah penting, supaya tidak terjadi keputusan yang dapat berakibat buruk untuk masa depan murid. Dimana keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran harus berpegang teguh pada kebutuhan murid.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya pahami dari pembelajaran modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya yaitu, guru adalah sosok penting dalam kemajuan pendidikan, guru memiliki andil besar sebagai pemimpin pembelajaran yang bertugas untuk mempersiapkan murid sebagai generasi penerus memiliki karakter unggul dan berdaya saing global. Karakter unggul ini dapat diwujudkan dengan adanya pelayanan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan murid sehingga murid dapat tumbuh dengan optimal sesuai potensinya. Dalam memberikan pelayanan pembelajaran tentu guru harus mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis pada keterampilan sosial emosional sehingga akan melahirkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Guru dalam perannya menjadi orang yang ditiru tentu sering dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang terduga baik di kelas bersama murid, maupun di sekolah bersama rekan sejawat dan atau kepala sekolah, permasalahan tentunya harus ditemukan solusi, guru harus mampu mengambil keputusan yang bertanggungjawab, dimana keputusan yang diambil harus dianalisis terlebih dahulu melalui 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga apapun permasalahan yang dihadapi, keputusan yang diambil tetap bijak, bertanggungjawab, dan berpihak pada murid.

 


BERBAGI ARTIKEL

Menjadi pemimpin yang bijak memang tidak mudah, tetapi keinginan untuk berubah bukan hal yang susah. Semoga kami selalu diberikan kemudahan ...